Hasil survei yang dikoleksi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, terdapat sejumlah faktor yang melatarbelakangi perusahaan global berinvestasi di Indonesia.
Terbesar adalah pertumbuhan pasar domestik yang dipilih 68,3% atau 248 perusahaan global yang disurvei. Lalu ada kedekatan dengan pasar atau pelanggan, sebanyak 30%.
Daya tarik berinvestasi di Indonesia juga bisa dari regulasinya, dipilih 15,7%. Di luar tiga faktor teratas ini, proporsinya kurang dari 5%.
Dalam paparannya, BKPM menyebut, faktor-faktor itu juga bisa dilihat tak hanya dari lingkup pasar, tetapi kacamata ekonomi-politik-sosial secara keseluruhan.
Di antaranya, proyeksi ekonomi Indonesia yang kuat, sebesar 5,1% pada 2024 dan 5,2% pada 2025, menurut "ramalan" OECD. Ini melebihi China yang diproyeksikan sebesar 4,7%.
Selain itu demografi yang besar, dengan 280 juta penduduk. "Kelas menengah berkembang cepat, sehingga permintaan meningkat di sektor barang konsumsi, kesehatan, dan teknologi," tulis BKPM.
Lalu adanya itikad pemerintah membangun infrastruktur dan memperbaiki regulasi yang bisa mendorong penciptaan lingkungan bisnis yang lebih mudah dan stabil.
Sumber daya alam Indonesia juga masuk perhitungan. Indonesia merupakan produsen besar nikel, tembaga, batu bara, kelapa sawit, gas, dan karet.
"Posisi strategis di rantai pasok kendaraan listrik (EV) karena cadangan nikel dan tembaga," tulis BKPM.
Berikut rincian faktor perusahaan global ingin berinvestasi di Indonesia:
- Pertumbuhan pasar domestik: 68,3%
- Kedekatan dengan pasar atau pelanggan: 30%
- Lingkungan regulasi: 15,7%
- Ketersediaan tenaga kerja terampil: 4,9%
- Sumber daya alam: 4,1%
- Infrastruktur transportasi: 3,5%
- Biaya yang lebih rendah: 2,7%
- Klaster industri: 2,4%
- Kualitas hidup: 2,2%
- Pemasok & mitra usaha bersama (JV partners): 1,9%
- Teknologi & inovasi: 1,3%
- Pajak & insentif: 1,1%
- Dukungan pemerintah: 0,8%
- Infrastruktur TIK (ICT): 0,5%
- Universitas & pusat riset: 0,5%
- Lokasi & properti: 0,2%.
(Baca: Target Investasi di Indonesia untuk Gaet Pertumbuhan Ekonomi 8%)