Laporan S&P Global mengungkap perkembangan terbaru bisnis manufaktur di negara-negara Asia Tenggara atau kelompok ASEAN yang diukur melalui Purchasing Managers Index (PMI).
Pertumbuhan cukup cerah dialami oleh Singapura, Thailand, dan Myanmar yang berada di posisi tiga teratas.
Singapura mengalami kenaikan cukup signifikan, dari 51,2 poin pada Agustus 2025 menjadi 56,4 poin pada September 2025. S&P Global menyebut, pesanan baru yang masuk dan aktivitas bisnis di Singapura mengalami ekspansi pada tingkat yang tinggi secara historis, sementara kepercayaan bisnis juga meningkat.
Begitu juga Thailand yang berada di posisi kedua yang sebesar 54,6 poin pada September 2025, naik dari Agustus 2025 yang sebesar 52,7. Sementara Myanmar mengantongi PMI 53,1 poin pada September 2025, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 50,4.
Indonesia berada di posisi keempat dengan kondisi melemah menjadi 50,4 poin pada September 2025. Nilai Indonesia ini sama seperti yang dikantongi Vietnam.
Berikut rincian skor PMI negara-negara ASEAN pada September 2025:
- Singapura: 56,4 poin
- Thailand: 54,6 poin
- Myanmar: 53,1 poin
- Indonesia: 50,4 poin
- Vietnam: 50,4 poin
- Filipina: 49,9 poin
- Malaysia: 49,8 poin
- ASEAN: 51,6 poin.
S&P menyebut, sektor manufaktur ASEAN secara keseluruhan menunjukkan kemajuan lebih lanjut, dengan perluasan yang solid pada output (produksi) serta peningkatan yang lebih kuat pada pesanan baru dan aktivitas pembelian.
Skor ASEAN tercatat sebesar 51,6 poin, naik tipis dari Agustus 2025 yang sebesar 51 poin.
"Secara lebih positif, perusahaan-perusahaan kembali melakukan perekrutan tenaga kerja, mengakhiri enam bulan berturut-turut periode pengurangan karyawan," tulis S&P Global dalam rilisnya, dikutip pada Rabu (8/10/2025).
Perusahaan juga melaporkan adanya tekanan baru terhadap kapasitas produksi, karena tumpukan pekerjaan (backlog) meningkat untuk pertama kalinya sejak Maret, dan dalam laju tercepat dalam satu tahun terakhir.
(Baca: Bisnis Manufaktur RI September 2025 Lesu, Meski Permintaan Tumbuh)