Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi tahunan 2,65% (year-on-year/yoy) pada September 2025.
Laju inflasi tersebut merupakan yang tertinggi dalam setahun terakhir. Adapun Indonesia terakhir kali mengalami inflasi di atas 2,5% (yoy) pada Juni tahun lalu, seperti terlihat pada grafik.
Berikut daftar kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi atau kenaikan harga secara tahunan pada September 2025, diurutkan dari yang inflasinya tertinggi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 9,59% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 5,01% (yoy)
- Kesehatan: 2,01% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,80% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,64% (yoy)
- Pendidikan: 1,15% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,07% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 0,79% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 0,30% (yoy)
Sementara ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan pada September 2025, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,31% (yoy) serta transportasi 0,15% (yoy).
Komoditas yang memberi andil terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada September 2025 adalah beras, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, tomat, daging ayam ras, ikan segar, kelapa, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret putih mesin (SPM).
Inflasi tahunan juga terjadi pada tarif air minum PAM, bahan bakar rumah tangga, sewa rumah, mobil, uang kuliah, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberi andil deflasi atau penurunan harga tahunan pada September 2025 adalah bawang putih, cabai rawit, kentang, dan daging babi.
Deflasi tahunan juga terjadi pada harga sabun detergen bubuk, sabun cair/cuci piring, detergen cair, pengharum cucian/ pelembut, bensin, tarif angkutan udara, tarif kereta api, telepon seluler, dan uang sekolah SMA.
Pada September 2025, sebanyak 37 provinsi mengalami inflasi tahunan dan 1 provinsi deflasi tahunan.
Inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 5,32% (yoy), sedangkan deflasi terjadi di Maluku Utara dengan 0,17% (yoy).
(Baca: Target Pertumbuhan dan Inflasi RI dalam Asumsi Makro RAPBN 2026)