Belanja Negara Bengkak, APBN Defisit Rp321 Triliun pada Agustus 2025

Menurut laporan Kementerian Keuangan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia sampai Agustus 2025 sudah defisit Rp321,6 triliun, setara 1,35% dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit APBN periode ini melonjak 109,6% dibanding posisi defisit Agustus tahun lalu (year-on-year/yoy), yang nilainya Rp153,4 triliun atau 0,69% dari PDB.

(Baca: Pemerintah dan DPR Revisi RAPBN 2026, Defisit Melebar)

Kenaikan defisit APBN Indonesia terjadi karena belanja negara yang membengkak, sedangkan pendapatan negara turun.

Realisasi belanja negara sampai Agustus 2025 sudah mencapai Rp1.960,3 triliun, naik 1,5% (yoy).

Sedangkan realisasi pendapatan negara sampai Agustus 2025 mencapai Rp1.638,7 triliun, turun 7,8% (yoy).

Adapun Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti keseimbangan primer, yakni selisih antara pendapatan dan belanja negara tanpa memperhitungkan pembayaran bunga utang.

Sejak awal tahun ini sampai Agustus 2025, keseimbangan primer APBN Indonesia masih surplus Rp22 triliun.

Menurut Purbaya, hal tersebut mengindikasikan masih ada ruang untuk mempercepat realisasi belanja negara.

"Percepatan itu perlu dilakukan, supaya keseimbangan primernya sesuai dengan desain waktu kita buat anggaran untuk 2025," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/9/2025).

(Baca: Pembiayaan Utang dalam RAPBN 2026 Meningkat)