Menurut Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, tahun depan pemerintah akan mengalami defisit anggaran sekitar Rp616 triliun.
Defisit itu muncul karena rancangan pendapatan negara pada 2025 sebatas Rp2.996 triliun, lebih kecil dari rencana belanjanya yang mencapai Rp3.613 triliun.
Untuk menutup defisit tersebut, pada 2025 pemerintah berencana menarik utang sebesar Rp775,9 triliun.
Nilainya meningkat 40% dibanding outlook pembiayaan utang untuk APBN 2024, serta mencapai level tertinggi sejak 2022 seperti terlihat pada grafik.
"Dalam kebijakan defisit APBN, pembiayaan anggaran memegang peranan penting untuk menutup financing gap pada saat pendapatan negara tidak sepenuhnya mampu membiayai keseluruhan agenda pembangunan yang ditetapkan pemerintah," demikian dikutip dari RAPBN 2025.
Pembiayaan utang APBN pada 2025 direncanakan berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp642,6 triliun, pinjaman dalam negeri Rp5,2 triliun, dan pinjaman luar negeri Rp128,1 triliun.
RAPBN 2025 juga menyatakan, rencana pembiayaan utang sebagian besar dilakukan dalam mata uang rupiah, berbunga tetap, dan dengan tenor menengah–panjang.
(Baca: Pemerintah Siapkan Rp552 Triliun untuk Bayar Bunga Utang 2025)