Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi Indonesia melambat empat bulan berturut-turut sejak April 2024.
Sampai Juli 2024 laju inflasi tahunan berada di level 2,13% (year-on-year/yoy), terendah dalam dua tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.
Komoditas yang memberi andil besar terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada Juli 2024 adalah beras, cabai merah, cabai rawit, daun bawang, kentang, kopi bubuk, gula pasir, minyak goreng, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM).
Laju inflasi tahunan pada Juli 2024 juga dipengaruhi kenaikan harga sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, mobil, bensin, nasi dengan lauk, kue kering berminyak, uang kuliah, dan emas perhiasan.
Sementara komoditas yang menyumbang deflasi atau penurunan harga tahunan pada Juli 2024 adalah daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, tomat, bawang merah, pir, bahan bakar rumah tangga, sabun cair/cuci piring, dan telepon seluler.
Jika dilihat dari kelompok pengeluaran, pada Juli 2024 inflasi tahunan paling besar terjadi di kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sedangkan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga tahunan.
Berikut rincian laju inflasi tahunan Indonesia pada Juli 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 5,59% (yoy)
- Makanan, minuman dan tembakau: 3,66% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,28% (yoy)
- Pendidikan: 1,90% (yoy)
- Kesehatan: 1,77% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,49% (yoy)
- Transportasi: 1,22% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 0,99% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 1,05% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 0,50% (yoy)
- Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: -0,16% (yoy)
(Baca: Harga BBM Pertamina Masih Stabil Awal Agustus 2024)