Berdasarkan data bank sentral The Federal Reserve yang diolah Financial Times (FT), pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tercatat sebesar 2,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II 2024.
Capaian itu dua kali lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal I 2024 yang sebesar 1,4% (yoy).
FT menyebut capaian kuartal II 2024 melampaui ekspektasi para ekonom yang memproyeksikan sebesar 2%. Pertumbuhan ini juga dilihat sebagai tanda ketahanan konsumen yang berkelanjutan karena The Fed mempertimbangkan pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
The Fed memang sempat menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 23 tahun terakhir, sebesar 5,25%-5,5% sebagai respons terhadap guncangan inflasi akibat pandemi.
Bank sentral itu disebut berhasil memberi tekanan harga ke target 2% tanpa memicu resesi. Menurut laporan indeks harga konsumen Juni 2023 yang ditulis FT, inflasi AS sekarang berkisar 3%.
Veronica Clark, ekonom dari Citigroup, mengatakan bahwa masih ada dorongan yang kuat terhadap The Fed sejak kuartal pertama. Ini karena masih adanya perlambatan di sektor tertentu.
"Jika Anda melihat data bulanan lainnya, trennya masih menunjukkan bahwa konsumsi melambat dan ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan dalam data pasar tenaga kerja," kata Veronika.
James Knightley, kepala ekonom internasional di ING, tetap mengapresiasi pertumbuhan ini sebab menjadi langkah pemulihan yang cukup baik setelah pelemahan pada kuartal pertama. "Namun, tantangan perekonomian sedang meningkat," kata James menambahkan.
Baik Clark maupun Knightley mengatakan kepada FT bahwa mereka memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga pada September 2024.
(Baca juga: Biden Kalah dari Trump dalam Survei Pilpres AS)