Ekonomi Inggris berada diambang resesi akibat tingginya harga pangan. Sementara pertumbuhan ekonomi Inggris menunjukkan perlambatan seiring laju inflasi yang terus naik dalam sepanjang tahun ini.
Berdasarkan Kantor Statistik Nasional Inggris (Office for National Statistic/ONS), inflasi Inggris sempat mencapai level tertingginya di level 10,1% (year on year/yoy) pada Juli 2022. Ini merupakan level tertingginya dalam beberapa dekade terakhir.
Di sisi lain, ekonomi negara tersebut tumbuh 0,2% (month-to-month/m-to-m) atau tumbuh 4,4% (year on year/yoy) pada kuartal II 2022. Angka ini jauh melambat dibandingkan dengan saat terjadi pemulihan dari pandemi Covid-19, yakni pada kuartal II-2021 yang berhasil tumbuh 6,5% (m-to-m) atau 24,3% (yoy).
Di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu, Perdana Menteri Inggris Liz Truss melakukan kebijakan pemangkasan pajak besar dan meningkatkan pinjaman pemerintah. Akibatnya, langkah itu memicu gejolak politik dan akhirnya dibatalkan.
Perdana Menteri Inggris yang baru menjabat 1 bulan ini dianggap tidak dapat menangani krisis biaya hidup tinggi, inflasi, dan ancaman resesi ekonomi.
(Baca: Inflasi Inggris Capai Level Tertinggi dalam 33 Tahun Terakhir)