Pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank 2018 yang berlangsung di Pulau Bali dapat dijadikan momentum untuk lebih mengenalkan destinasi yang ada di Pulau Dewata ke wisatawan mancanegara. Dengan demikian dapat meningkatkan perekonomian provinsi yang memiliki luas wilayah 5.637 km persegi ini.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik perekonomian Provinsi Bali pada 2017 yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 215,36 triliun dan pada semester I 2018 mencapai Rp 114,72 triliun. Sementara PDRB atas dasar harga konstan 2010 pada tahun lalu Rp 144,96 triliun, yang berarti perekonomian Bali tumbuh 5,66% dari tahun sebelumnya. Sementara hingga paruh pertama tahun ini PDRB Bali mencapai Rp 75 triliun tumbuh 5,86% dibanding paruh pertama tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, sektor penyedia akomodasi dan makanan menjadi penyumbang terbesar perekonomian provinsi dengan penduduk 4,26 juta jiwa tersebut, yakni sebesar Rp 26,4 triliun pada semester I tahun ini atau sebesar 23,22% dari total PDRB atas dasar harga konstan 2010. Kemudian diikuti sektor pertanian dengan nilai Rp 16,95 triliun atau 14,12% dari PRDB.