Indonesia kembali membukukan surplus transaksi berjalan pada tiga bulan pertama. Kondisi ini sebagian besar didukung oleh surplus perdagangan barang yang terus meningkat di tengah lonjakan harga komoditas.
Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa surplus transaksi berjalan Indonesia mencapai US$221 juta pada periode Januari-Maret. Surplus ini setara dengan 0,07% dari produk domestik bruto (PDB), meskipun lebih rendah dari capaian surplus pada peride Oktober–Desember 2021 yang sebesar 0,47%.
Faisal Rachman, ekonom Bank Mandiri, mengatakan kinerja positif tersebut didorong surplus perdagangan barang, terutama perdagangan nonminyak, dan gas. Bank Mandiri memperkirakan Indonesia akan terus mencatat surplus transaksi berjalan pada tahun 2022 di tengah harga komoditas yang tinggi menyusul perang Rusia-Ukraina.
Bank Mandiri memproyeksikan surplus transaksi berjalan relatif sebesar 0,03% dari PDB pada tahun 2022. Sebelumnya, bank tersebut memproyeksikan defisit transaksi berjalan sebesar 2,15% dari PDB.