Perekonomian Jawa Tengah menurut nilai produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan (PDRB ADHK) mencapai Rp997,32 triliun pada 2021.
Angka itu tumbuh sebesar 3,32%, sedikit berada di bawah rata-rata nasional yang angka pertumbuhannya 3,69% pada 2021.
Bagaimanapun ini merupakan perbaikan dari tahun sebelumnya. Pada 2020 ekonomi Jawa Tengah sempat mengalami kontraksi sedalam 2,65%, seiring dengan awal kemunculan pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian nasional dan global.
Kendati ekonomi Jawa Tengah mulai membaik pada 2021, tingkat pertumbuhannya belum sekuat seperti masa pra-pandemi.
Sebelum pandemi, ekonomi provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo sejak 2013 ini mampu tumbuh positif di kisaran 5,2%-5,4% per tahun selama periode 2014-2019. Menurut data Badan Pusat Statistik, angka ini sedikit di atas rata-rata nasional.
Lapangan usaha di Jawa Tengah dengan pertumbuhan paling pesat pada 2021 adalah sektor konstruksi yang tumbuh 7,37%, diikuti sektor informasi dan komunikasi tumbuh 6,04%, serta pengadaan listrik dan gas tumbuh 5,95%.
Sedangkan lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan terendah adalah sektor administrasi pemerintahan yang terkontraksi 0,64%, diikuti jasa pendidikan yang tumbuh 0,07%, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 0,18%.
Jika dilihat dari komponen pengeluaran, pertumbuhan paling pesat terjadi pada pengeluaran ekspor barang dan jasa yang tumbuh 15,97% pada 2021. Diikuti pengeluaran impor tumbuh 15,41%.
Adapun komponen pengeluaran dengan pertumbuhan terendah adalah konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,83% pada 2021.
Komponen pengeluaran dengan pertumbuhan terendah lainnya adalah konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang tumbuh 1,25%, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 6,86%.
(Baca Juga: Berapa Nilai Perekonomian Jawa Tengah pada 2021?)