Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I 2024 nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai US$58,3 miliar.
Capaian tersebut melemah 7,53% dibanding kuartal I tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc).
Penurunan kinerja ekspor nonmigas paling dalam terjadi di kelompok bahan bakar mineral, yang nilainya merosot 24,37% (ctc).
Kemudian nilai ekspor produk kimia turun 18,63% (ctc), lemak/minyak hewani/nabati turun 15,24% (ctc), dan mesin/perlengkapan elektrik/bagiannya turun 10,37% (ctc).
Penurunan kinerja ekspor kendaraan/bagiannya, logam mulia/perhiasan, mesin mekanis/bagiannya, dan produk kimia relatif lebih ringan dengan kontraksi antara 3—9% (ctc).
Sementara di kelompok bijih logam, terak, dan abu nilai ekspornya naik 47,46% (ctc), alas kaki naik 0,95% (ctc), dan barang-barang lainnya naik 1,25% (ctc).
Namun, kelompok barang yang menguat itu nilai ekspornya relatif kecil, sehingga tak mampu mengerek kinerja agregat nasional.
Berikut rincian persentase penurunan/kenaikan nilai ekspor nonmigas Indonesia per kuartal I 2024, diurutkan dari yang melemah paling dalam:
- Bahan bakar mineral: turun 24,37% (ctc)
- Produk kimia: turun 18,63% (ctc)
- Lemak/minyak: turun 15,23% (ctc)
- Mesin elektrik/bagiannya: turun 10,37% (ctc)
- Kendaraan/bagiannya: turun 9,64% (ctc)
- Total Ekspor Nonmigas: turun 7,53% (ctc)
- Besi dan baja: turun 6,91% (ctc)
- Logam mulia/perhiasan: turun 3,70% (ctc)
- Mesin mekanis/bagiannya: turun 3,11% (ctc)
- Alas kaki: naik 0,94% (ctc)
- Barang-barang lainnya: naik 1,25% (ctc)
- Bijih logam/terak/abu: naik 47,46% (ctc)
(Baca: Proyeksi Ekonomi Mitra Dagang Indonesia 2024, Mayoritas Menguat)