Tiongkok menjadi negara dengan pendapatan terbesar, yang diukur melalui Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP), di antara negara barisan BRICS.
Data International Monetary Fund (IMF) menunjukkan, PDB harga berlaku dari Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai US$19,37 triliun atau Rp295.042 triliun (asumsi kurs Rp15.231 per US$) pada laporan perhitungan April 2023.
Nilai PDB Tiongkok pun menjadi yang terbesar kedua secara global. Pendapatan itu masih kalah dari Amerika Serikat yang mencapai US$26,85 triliun atau Rp408.977 triliun.
Dengan jarak yang cukup jauh di posisi kedua ada India, yang menghasilkan PDB sebesar US$3,74 triliun atau Rp56.967 triliun. PDB India pun tercatat yang tertinggi kelima secara global.
Kemudian disusul Brasil dengan jumlah US$2,08 triliun atau Rp31.682 triliun. Tepat di bawah Brasil ada Federasi Rusia dengan nilai PDB sebesar US$2,06 triliun atau Rp31.377 triliun.
Terakhir, pendapatan dari Afrika Selatan yang sebesar US$399,02 miliar atau Rp6.077 triliun. Ini menjadi PDB paling kecil di antara negara berkembang dalam BRICS.
Dalam laporan World Economic Outlook April 2023, IMF menyebut PDB ini mewakili nilai total pada harga berlaku saat ini, dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara selama periode waktu tertentu, seperti setahun.
BRICS, wadah negara berkembang yang resmi berdiri pada 16 Juni 2009 lalu ini memiliki agenda besar untuk mengimbangi hegemoni Amerika Serikat (AS), seperti ditulis Katadata.
Salah satu isu besar yang dibawa BRICS adalah wacana pengeluaran alat pembayaran baru, yang menjadi satu dari beberapa cara melawan dominasi dolar AS atau disebut dedolarisasi.
Kini BRICS semakin berkembang dengan membuka peluang negara lainnya untuk gabung memperkuat barisan mereka. Sedikitnya ada enam anggota baru yang bakal bergabung, yakni Arab Saudi, Argentina, Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
Kesepakatan ini diputuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada Kamis (24/8/2023). Para pemimpin kelompok tersebut membuka perluasan anggota untuk mempercepat upaya merombak tatanan dunia yang dianggap ketinggalan zaman.
“Perluasan keanggotaan ini bersejarah,” kata Presiden Cina Xi Jinping seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/8/2023).
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan enam kandidat baru akan secara resmi menjadi anggota pada 1 Januari 2024.
(Baca juga: Melihat Ramalan Pertumbuhan Ekonomi BRICS 2023-2024, Siapa Terbesar?)