Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Keerom, pada 2024 mencapai Rp3,62 juta. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 3,21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp3,39 juta .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2021 pasca covid tercatat mencapai 2,63%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 70.823 jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp56.367 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 214.
Dari 16 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada 2024 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp1,11 jutajuta. PDRB ini tumbuh 1,13%.
Di urutan kedua adalah sektor konstruksi tumbuh 3,41% menjadi Rp1,03 jutajuta, kemudian sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh 7,82% menjadi Rp490,68 ribujuta.
Sektor terakhir memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah industri pengolahan dengan PDRB Rp197,1 ribujuta. Sektor ini tercatat tumbuh 0,96% dibandingkan capaian tahun sebelumnya dengan angka Rp192,03 ribujuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Keerom pada 2024
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Keerom ini adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi mencapai 30,88%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor konstruksi, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor industri pengolahan.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Informasi dan Komunikasi,Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,Sektor Transportasi dan Pergudangan,Sektor Jasa Perusahaan dan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas.