626 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 3 Juni 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 626 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 320 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (3/6/2025) pukul 11.08 WIB. Dari 626 titik panas terdeteksi, 12 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 598 titik skala sedang, dan 16 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Lima Gempa Bumi Terakhir yang Tercatat di USGS (Data 18 April 2025 Jam 13:01:02))
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sumatera Utara sebanyak 193 titik. Aceh menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 186 titik. Sumatera Barat berada di posisi ketiga sebanyak 126 titik panas.
Sebanyak 22 titik panas terdeteksi di Riau, Bengkulu menyusul dengan 20 titik panas, serta Jawa Timur dan Maluku Utara masing-masing memiliki 15 dan 14 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Indonesia Jadi Negara Paling Sering Dilanda Gempa Bumi per 2025)