Dalam 10 tahun terakhir angka kemiskinan Indonesia mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah sepanjang sejarah sejak krisis moneter 1998. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah penduduk miskin berkurang 1,82 juta jiwa (0,82%) dalam setahun terakhir menjadi 9,82%. Angka kemiskinan satu digit ini merupakan yang pertama kalinya sepanjang sejarah dan ditargetkan akan kembali turun ke 8,5-9,5% pada 2019.
Garis kemiskinan (GK) atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu wilayah. Selama periode September 2017–Maret 2018, GK naik 3,63%, yaitu dari Rp 387.160/kapita/bln menjadi Rp401.220/kapita/bulan.
Pembentuk garis kemiskinan masih didominasi oleh komoditi makanan, yaitu mencapai 73,48% sedangkan komoditi nonmakanan hanya 26,52%. Sepuluh Komponen komoditas penyumbang garis kemiskinan antara penduduk perdesaan dan perkotaan hampir sama dan hanya terdapat sedikit perbedaan. Beras masih menjadi komoditas penyumbang GK terbesar baik untuk masyarakat kota maupun desa. Untuk masyarakat kota, listrik masuk menjadi 10 komponen penyumbang GK terbesar bagi masyarakat kota dengan kontribusi 3,89%. Sementera untuk masyarakat desa, gula pasir masuk menjadi 10 komponen penyumbang GK dengan kontribusi 3,07%.