Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Grobogan Turun 7,47% dalam 5 Tahun Terakhir
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mencapai 9,91% pada 2024.
Angka tersebut turun 3,32% dari tahun sebelumnya sebesar 13,23%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir turun 7,47%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,27% pada 2024. Berarti, PoU di Kabupaten Grobogan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat.
Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kabupaten Grobogan yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 9,91% dari total penduduk.
Dibandingkan dengan 34 kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah, PoU di Kabupaten Grobogan ada di urutan ke-25. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kota Salatiga (4,04%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Wonosobo (13,39%).
Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah pada 2024.
- Kota Salatiga: 4,04%
- Kota Semarang: 4,15%
- Kota Tegal: 5,02%
- Kota Pekalongan: 5,05%
- Kabupaten Kudus: 5,41%
- Kabupaten Pekalongan: 5,54%
- Kota Surakarta: 6,22%
- Kabupaten Pemalang: 6,31%
- Kabupaten Batang: 6,53%
- Kabupaten Karanganyar: 7,09%
(Baca: Populasi China Turun Dua Tahun Berturut-turut, Apa Penyebabnya?)