Data U.S. Department of Agriculture (USDA) menunjukkan, total konsumsi dan residu atau sisa beras Indonesia mencapai 36,5 juta metrik ton pada Juni 2024. Volume tersebut sama dengan yang tercatat pada Mei 2024.
Konsumsi ini cenderung naik selama empat tahun terakhir, hanya sekali saja mengalami penurunan.
Tercatat pada 2020-2021, bobot konsumsi dan residu beras Indonesia mencapai 35,4 juta metrik ton. Angkanya turun pada 2021-2022 yang menjadi 35,3 juta metrik ton.
Lalu pada 2022-2023, volumenya meningkat menjadi 35,6 juta metrik ton. Menginjak 2023-2024, volumenya naik lagi menjadi 36 juta metrik ton.
Dengan begitu, perbedaan konsumsi tahun lalu terhadap tahun ini mencapai 500 ribu. Kenaikan ini cukup signifikan.
Indonesia banyak mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam. USDA menyebut, harga beras Vietnam turun US$9 menjadi US$567/ton, sehingga tetap menjadi pemasok dengan harga terendah. Harga beras Thailand naik US$35 menjadi US$622/ton.
Harga Pakistan naik US$5 menjadi $581/ton didorong oleh penjualan yang berkelanjutan di Afrika. Harga ekspor untuk beras putih India tidak tersedia sejak diberlakukannya larangan ekspor beras putih giling pada 20 Juli 2023.
(Baca juga: Isu Mark Up Beras Vietnam, Bagaimana Tren Impor Beras Terbaru RI?)