Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nation Development Programme (UNDP), merumuskan indeks ketimpangan gender dunia (gender inequality index/GII).
Dari perhitungan pada 2021 lalu, negara dengan ketimpangan gender terendah adalah Denmark dengan skor indeks 0,013 poin dari skala 0-1. Semakin rendah angkanya, semakin kecil kondisi ketimpangan gender di negara tersebut.
Kedua adalah Norwegia dengan nilai 0,016 poin. Ketiga ada Swiss dengannilai 0,018 poin.
Keempat, disusul Swedia dengan skor 0,023 poin. Kelima, Belanda dengan nilai beda tipis, yakni 0,025 poin.
Di antara 10 negara dengan ketimpangan gender terendah, Singapura satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk jajaran tersebut dengan nilai 0,040 poin. Indonesia sendiri bertengger di ranking 44 dengan nilai indeks 0,444 poin.
Indeks ketimpangan gender dihitung UNDP dengan melihat beberapa dimensi. Di antaranya kesehatan, pemberdayaan, angkatan kerja.
Untuk dimensi kesehatan, indikator yang dilihat adalah kematian ibu, proporsi kelahiran oleh orang dewasa.
Dimensi pemberdayaan melihat jenjang kedua pendidikan atau lebih terhadap perempuan dan laki-laki, serta kuota di perwakilan legislatif (DPR).
Dimensi pasar angkatan kerja melihat proporsi partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan.
Berikut peringkat negara dengan indeks ketimpangan gender terendah di dunia 2021:
- Denmark 0,013 poin
- Norwegia 0,016 poin
- Swiss 0,018 poin
- Swedia 0,023 poin
- Belanda 0,025 poin
- Finlandia 0,033 poin
- Singapura 0,040 poin
- Islandia 0,043 poin
- Luxemburg 0,044 poin
- Belgia 0,048 poin
(Baca juga: Ini Progres Hukum Kesetaraan Gender Indonesia menurut Bank Dunia)