Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kota Jayapura pada 2024 sebesar 10,72%. Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 10,5%. Dengan jumlah penduduk 404.351 jiwa, terdapat 33.840 penduduk miskin di kota ini, naik 3,2% dari tahun sebelumnya.
Secara historis, kemiskinan di Kota Jayapura fluktuatif. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada 2006 sebesar 25,69%, sedangkan terendah pada 2023 sebesar 10,5%. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah tercatat pada 2008 dengan penurunan 26,21%, sementara pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2005 sebesar 8,22%. Dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar 10,78%, kondisi saat ini sedikit lebih baik. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) sebesar 10,90%, terdapat sedikit kenaikan. Secara nasional, Kota Jayapura berada di urutan ke-215 dalam persentase kemiskinan. Sempat berada di urutan 240 pada 2023, urutan ini membaik di 2024.
(Baca: 1,8% Penduduk di Kabupaten Waropen Beragama Katolik)
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua yang berdekatan, Kota Jayapura memiliki persentase kemiskinan yang lebih rendah dari Kabupaten Keerom (15,84%) dan Kabupaten Sarmi (14,05%), namun lebih tinggi dari Kabupaten Jayapura (11,6%).
Kabupaten Jayapura
Dengan persentase kemiskinan 11,6%, Kabupaten Jayapura menduduki peringkat 188 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 15.210 jiwa. Meskipun demikian, pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Jayapura tergolong tinggi, mencapai Rp 117,89 juta per tahun. Angka ini menempatkan Kabupaten Jayapura pada peringkat 64 secara nasional. Garis kemiskinan di wilayah ini adalah Rp 729 ribu per kapita per bulan. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin sebesar 2,01% lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 1,07%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Lebong | 2005 - 2024)
Kabupaten Keerom
Kabupaten Keerom memiliki persentase kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu 15,84% dan menempatkannya pada urutan ke-87 secara nasional. Dengan jumlah penduduk miskin 9.520 jiwa, Keerom memiliki pendapatan per kapita terendah diantara wilayah tetangga, yaitu Rp 56,37 juta per tahun yang menempatkannya pada urutan 214. Garis kemiskinan di Kabupaten Keerom tercatat sebesar Rp 832 ribu per kapita per bulan. Pertumbuhan penduduk miskin sebesar 2,15% lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang mencapai 6,66%, mengindikasikan adanya perbaikan kesejahteraan.
Kabupaten Sarmi
Persentase kemiskinan di Kabupaten Sarmi adalah 14,05%, berada di urutan 120 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 5.870 jiwa. Kabupaten Sarmi memiliki pendapatan per kapita sebesar Rp 88,76 juta per tahun dan menempatkannya pada posisi 98. Garis kemiskinan di wilayah ini tercatat Rp 653 ribu per kapita per bulan. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin sebesar 7,71% jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan jumlah penduduk yang hanya 4,44%.