Polda Sumbar memastikan sebanyak 23 dari 75 pendaki tewas akibat erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat per Selasa malam (5/12/2023).
"Total yang teridentifikasi sudah 11 orang," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumatera Barat Kombes Pol Lisda Cancer di Bukittinggi, Selasa (5/12/2023), dikutip dari CNN Indonesia.
Lalu ada 40 pendaki yang berhasil turun dan kembali ke rumah masing-masing. Kemudian 12 orang lainnya luka-luka dan masih dirawat di RSUD dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Lisda menyebut, hampir semua korban erupsi Gunung Marapi yang meninggal ataupun selamat mengalami luka bakar pada tubuhnya.
Sampai Selasa malam, masih ada satu pendaki yang belum ditemukan. Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik, mengatakan, timnya sempat terhambat mencari karena adanya erupsi susulan.
Banyaknya pendaki yang terdampak erupsi Gunung Marapi ini membuat polisi mengevaluasi pihak yang bertanggung jawab atas izin pendakian di gunung tersebut. Pasalnya, sudah ada peringatan tidak ada aktivitas pendakian sejak 2011 lalu.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, sejak 3 Agustus 2011 Gunung Marapi berstatus waspada atau level II.
Status ini memunculkan rekomendasi bahwa masyarakat sekitar Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan berkegiatan atau mendekati gunung pada radius 3 kilometer (km) di kawah atau puncak.
"Sejak 2011 ini sudah ada peringatan untuk tidak dilakukan pendakian pada gunung yang sifatnya masih berapi," kata Kepala Polda Sumbar Inspektur Jenderal Polisi Suharyono di Bukittinggi.
(Baca juga: Ini Jumlah Pendaki Terdampak Erupsi Gunung Marapi, 11 Orang Tewas)