Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2024 sebesar 11,25 persen, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,77 persen. Dengan jumlah penduduk 291.412 jiwa, terdapat 29.740 penduduk miskin di kabupaten ini.
Secara historis, persentase kemiskinan di Flores Timur mengalami fluktuasi. Pada periode 2004-2024, persentase tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 16,54 persen, sedangkan terendah pada tahun 2013 sebesar 8,1 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 23,37 persen dan pertumbuhan terendah pada tahun 2007 turun 13,06 persen. Secara nasional, pada tahun 2024, Flores Timur berada di peringkat 196 dalam hal persentase kemiskinan. Peringkat ini sempat bergeser naik turun, dengan peringkat terbaik ke 197 pada tahun 2023 dan peringkat terburuk ke 358 pada tahun 2013. Jika dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir, persentase kemiskinan saat ini lebih baik, namun jika dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir, persentase kemiskinan saat ini lebih tinggi.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Mempawah | 2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Flores Timur menunjukkan angka yang relatif serupa. Kabupaten lain tersebut adalah Kota Kupang, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Sikka. Perbandingan ini memberikan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi yang seimbang di wilayah tersebut.
Kota Kupang
Kota Kupang berada di peringkat 300 secara nasional dengan persentase kemiskinan 8,24 persen, menunjukkan penurunan pertumbuhan turun 4,3 persen. Jumlah penduduk miskin mencapai 40.380 jiwa, menduduki peringkat 185 di Indonesia, dengan penurunan pertumbuhan turun 1,99 persen dari tahun sebelumnya. Dengan jumlah penduduk 455.502 jiwa, Kota Kupang berada di peringkat 171 secara nasional, mengalami pertumbuhan sebesar 2,74 persen. Garis kemiskinan di kota ini tercatat sebesar Rp 761,11 ribu per kapita per bulan, menempati peringkat 42 di Indonesia, dengan pertumbuhan sebesar 3,85 persen. Pendapatan per kapita mencapai Rp 64,81 juta per tahun, berada di peringkat 170 secara nasional, dengan pertumbuhan 6,03 persen.
Kabupaten Nagekeo
Kabupaten Nagekeo memiliki persentase kemiskinan 12,3 persen dan menempati urutan ke-157 secara nasional, mengalami penurunan pertumbuhan turun 0,24 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat 18.680 jiwa dengan pertumbuhan 0,59 persen, berada pada peringkat 349 secara nasional. Jumlah penduduk sebanyak 165.098 jiwa menempatkan kabupaten ini di urutan ke-383 secara nasional, namun mengalami penurunan pertumbuhan turun 1,03 persen. Garis kemiskinan di kabupaten ini sebesar Rp 487,81 ribu per kapita per bulan, menduduki peringkat ke-352 secara nasional, mengalami pertumbuhan 3,34 persen. Pendapatan per kapita tercatat sebesar Rp 17,05 juta per tahun, menduduki peringkat 496 dengan pertumbuhan 6,05 persen.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kota Palopo | 2024)
Kabupaten Ngada
Kabupaten Ngada menduduki peringkat 178 secara nasional dengan persentase kemiskinan 11,87 persen, menunjukkan penurunan pertumbuhan turun 1,58 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 20.480 jiwa dengan pertumbuhan -0,44 persen dan menempati peringkat 324 secara nasional. Jumlah penduduk mencapai 171.865 jiwa dengan pertumbuhan 0,97 persen, menduduki peringkat 379 secara nasional. Garis kemiskinan berada di angka Rp 489,14 ribu per kapita per bulan, menduduki peringkat 348 secara nasional dengan pertumbuhan 2,36 persen. Pendapatan per kapita mencapai Rp 25,67 juta per tahun dan menempati urutan 462 dengan pertumbuhan 7,16 persen.
Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 11,89 persen, menduduki peringkat 175 secara nasional, dengan penurunan pertumbuhan turun 5,33 persen. Jumlah penduduk miskin mencapai 38.730 jiwa, menempati peringkat 189 di Indonesia, dengan penurunan pertumbuhan turun 5,1 persen. Jumlah penduduk sebanyak 340.916 jiwa menempatkan kabupaten ini di peringkat 226 secara nasional, mengalami pertumbuhan 2,16 persen. Garis kemiskinan berada di angka Rp 434,07 ribu per kapita per bulan, menduduki peringkat 442 secara nasional, dengan pertumbuhan 1,34 persen. Pendapatan per kapita tercatat sebesar Rp 19,85 juta per tahun, berada di peringkat 485 secara nasional, dengan pertumbuhan 7,46 persen.