Indeks Ketimpangan Gender Jawa Timur Membaik pada 2024

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Jawa Timur membaik pada 2024.

IKG merupakan ukuran ketimpangan gender dalam tiga dimensi, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja.

Nilai IKG yang kecil menunjukkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan yang rendah (semakin baik). Sebaliknya, nilai IKG yang besar menunjukkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan yang tinggi (semakin buruk).

Pada 2024, IKG Jawa Timur mencapai 0,347 dari skala 0-1 poin. Angkanya turun dibanding 2023 dan menjadi yang terendah dalam enam tahun terakhir.

Dalam dimensi kesehatan reproduksi, BPS mengukur proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang dalam 2 tahun terakhir melahirkan anak di luar fasilitas kesehatan (MTF), serta proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan anak pertama saat ia belum berusia 20 tahun (MHPK20).

Pada 2024, angka MTF Jawa Timur adalah 0,032 poin, mengindikasikan masih ada perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan. Kemudian MHPK20 Jawa Timur sebesar 0,247 poin, mengindikasikan masih ada perempuan yang melahirkan di usia belia.

Dalam dimensi pemberdayaan, persentase anggota legislatif perempuan di Jawa Timur masih lebih rendah (20%) dibanding laki-laki (80%). Ada juga kesenjangan pendidikan, di mana proporsi laki-laki yang berpendidikan SMA ke atas mencapai 39,84%, sedangkan perempuan 32,24%.

Kemudian dalam dimensi pasar tenaga kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki di Jawa Timur juga lebih tinggi (86,52%) ketimbang perempuan (60,64%).

(Baca: Skor Ketimpangan Gender RI Turun dalam 6 Tahun Terakhir)