Ini Bentuk Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan RI pada 2024

Demografi

Lite

Akbar Ridwan 05/08/2025 17:30 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan dibagi menjadi 4 bentuk: fisik, psikis, ekonomi, dan seksual.

Persentase Bentuk Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan/KBGtP Indonesia (2024)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Ini Bentuk Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan RI pada 2024

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persentase Bentuk Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan/KBGtP Indonesia (2024)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan (KBGtP) dibagi menjadi empat bentuk, di antaranya fisik, psikis, ekonomi, dan seksual.

Sepanjang 2024, bentuk kekerasan terhadap perempuan yang paling banyak dilaporkan adalah seksual, dengan proporsi 36,43% dari total kasus atau 20.471 laporan.

Terbanyak kedua adalah kekerasan dalam bentuk psikis yang mencapai 26,94% atau 15.139 laporan. Selanjutnya ada bentuk kekerasan fisik 26,78% atau 15.044 laporan.

Sementara, kekerasan dalam bentuk ekonomi sebanyak 9,84% atau 5.531 laporan.

“Pergeseran data terjadi [pada 2024] dibandingkan 2023, saat data kekerasan psikis yang paling banyak dilaporkan,” ucap Komnas Perempuan dalam laporannya.

Data tersebut bersumber dari Komnas Perempuan dan data pelaporan kasus dari lembaga mitra, yaitu instansi penegak hukum, instansi pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil, yang totalnya mencapai 56.185 laporan.

Komnas Perempuan memberi catatan, data penuntutan dan putusan kasus tidak disertakan karena hanya menjelaskan tindak pidana yang dilakukan pelaku terhadap korban, sehingga tidak dapat terlihat bentuk kekerasannya secara detail.

Dalam Catatan Tahunan 2024, Komnas Perempuan menegaskan, jumlah bentuk kekerasan lebih banyak daripada jumlah kasusnya. Sebab, satu korban sangat mungkin mengalami lebih dari satu kekerasan.

(Baca: Data Umum Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia 2015-2024)

Editor : Erlina Fury Santika