Jenis Narkoba yang Beredar di Indonesia, Ganja sampai DMT

Demografi

Lite

Adi Ahdiat 23/05/2025 13:32 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data UNODC, ada beragam jenis narkoba yang beredar di Indonesia, mulai dari ganja sampai obat halusinogen kuat bernama DMT.

Volume Penangkapan/Penyitaan Narkoba yang Beredar di Indonesia (2018-2022)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Jenis Narkoba yang Beredar di Indonesia, Ganja sampai DMT

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Volume Penangkapan/Penyitaan Narkoba yang Beredar di Indonesia (2018-2022)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Ada berbagai jenis produk narkoba yang beredar di Indonesia, baik yang berbahan organik maupun sintetis.

Hal ini terlihat dari kasus-kasus peredaran gelap narkoba yang berhasil terungkap oleh pihak berwenang.

(Baca: Indonesia Salah Satu Lokasi Penangkapan Sabu Terbesar Global)

Menurut data United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), selama periode 2018-2022 volume penangkapan atau penyitaan narkoba di Indonesia mencapai 597 ribu kilogram.

Sekitar 538 ribu kilogram atau 90% di antaranya merupakan ganja, meliputi tanaman dan biji ganja, ganja kering, resin ganja/hasis, serta minyak ganja.

Narkoba lain yang peredarannya banyak terungkap di Indonesia adalah amfetamin dan produk turunannya yang berupa sabu.

Selama periode 2018-2022, peredaran amfetamin dan sabu yang berhasil tertangkap mencapai 54 ribu kilogram.

Berikutnya ada pil dan serbuk ekstasi, ganja sintetis (synthetic cannabinoids), serta new psychoactive substances (NPS), yakni zat-zat psikoaktif baru yang belum diatur dalam konvensi narkoba internasional.

Ada pula penangkapan peredaran gelap obat penenang, seperti benzodiazepin, alprazolam, xanax, dan sebagainya.

Diikuti kelompok opioid, seperti heroin dan sebagainya; kokain dan produk turunannya yang berupa crack; serta narkoba halusinogen jenis Dimethyltryptamine (DMT) dengan volume penyitaan seperti terlihat pada grafik.

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), DMT dapat menghasilkan efek halusinasi sangat kuat meski dikonsumsi dengan dosis rendah.

(Baca: Ini Jenis Narkoba yang Banyak Beredar secara Global)

Editor : Adi Ahdiat