Laporan World Bank berjudul Ekonomi Perawatan di Indonesia: Jalan Menuju Partisipasi Ekonomi dan Kesejahteraan Perempuan, menunjukkan, terdapat sejumlah pihak yang dianggap bisa memberikan dukungan pengasuhan anak bagi ibu.
Terbesar adalah anak yang di rumah bersama ayah, dipilih oleh 65,2% responden ibu di perdesaan dan 69,6% di perkotaan.
Kedua, anggota keluarga rumah tangga, dipilih oleh 23,3% responden perdesaan dan 26,8% responden perkotaan.
Lembaga PAUD dipilih cukup tinggi sehingga menempati posisi ketiga. Proporsinya, 17,8% responden perdesaan dan 20,4% responden perkotaan.
Non-anggota keluarga rumah tangga, dipilih oleh 13,9% responden perdesaan dan 16,8% perkotaan, menempati urutan keempat.
Bukan anggota keluarga tetap berarti dalam memberi dukungan pengasuhan anak, dipilih 2,3% responden perdesaan dan 2,8% responden perkotaan.
Namun World Bank menyebut, meskipun tidak ada perbedaan besar dalam sumber dukungan pengasuhan anak antara daerah pedesaan dan perkotaan, pengaturan pengasuhan anak berbeda-beda di Jawa dan daerah non-Jawa.
Dibandingkan dengan ibu-ibu di luar Jawa, persentase ibu-ibu di Jawa yang mengandalkan pengaturan pengasuhan anak non-rumah tangga, seperti anggota keluarga non-rumah tangga (perbedaan 10,7 poin persentase) dan lembaga PAUD (perbedaan 13,6 poin persentase) lebih tinggi.
Selain itu, di Jawa, 25,8% anak-anak bersekolah di lembaga PAUD, sedangkan hanya 12,2% anak-anak non-Jawa yang bersekolah di lembaga PAUD.
Hal ini, kata World Bank, mencerminkan ketersediaan layanan pengasuhan anak formal dan institusional yang lebih tinggi di Jawa.
"Ini merupakan rumah bagi lebih dari setengah populasi Indonesia dan umumnya memiliki infrastruktur dan layanan yang lebih baik daripada pulau-pulau lainnya, termasuk menampung lebih dari 60% dari semua PAUD di Indonesia," kata World Bank dalam laporan yang diterima Databoks pada Selasa (3/9/2024).
Survei ini melibatkan 1.199 sampel anak di perdesaan dan 2.402 anak di daerah perkotaan.
(Baca juga: Tumpukan Masalah yang Dialami Ibu Bekerja Setelah Melahirkan)