123 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Jumat, 21 November 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 123 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (21/11/2025) pukul 11.18 WIB. Dari 123 titik panas terdeteksi, 1 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 113 titik skala sedang, dan 9 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Jumlah Rumah yang Kebanjiran di Jabodetabek 6 Juli 2025, Tangsel Terbanyak)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 30 titik. Sulawesi Tengah menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 22 titik. Sulawesi Tenggara berada di posisi ketiga sebanyak 21 titik panas.
Sebanyak 12 titik panas terdeteksi di Sulawesi Selatan, Maluku Utara menyusul dengan 9 titik panas, serta Sulawesi Barat dan Sumatera Barat masing-masing memiliki 5 dan 5 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Sebaran Titik Banjir Jakarta (8 Juli 2025 Pukul 07.00 WIB))