Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur sebesar 19,87 persen pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 19,97 persen. Meskipun demikian, jumlah penduduk miskin tercatat 41.890 jiwa dari total 226.646 jiwa penduduk.
Dibandingkan kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Alor berada di peringkat ke-55 secara nasional dalam persentase kemiskinan. Pertumbuhan angka kemiskinan selama setahun terakhir tercatat -0,5 persen. Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Alor selama periode 2004-2024.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur | 2010 - 2024)
Persentase kemiskinan tertinggi di Alor terjadi pada tahun 2006 yaitu 30,99 persen, sementara terendah pada tahun 2012 sebesar 19,88 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu 17,66 persen, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2008 turun 11,76 persen. Jika dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), angka kemiskinan saat ini sedikit lebih rendah. Begitu pula jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024).
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Alor memiliki kondisi yang bervariasi. Beberapa kabupaten memiliki persentase kemiskinan lebih tinggi, sementara yang lain lebih rendah.
Kabupaten Ende
Kabupaten Ende mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 22,57 persen dan berada di urutan ke-45 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 62.370 jiwa dari total populasi 282.467 jiwa. Garis kemiskinan di Ende adalah Rp 528.259 per kapita per bulan, sementara pendapatan per kapita mencapai Rp 28,02 juta per tahun. Pertumbuhan kemiskinan di Ende mengalami penurunan turun 1,16 persen.
Kabupaten Kupang
Kabupaten Kupang memiliki persentase kemiskinan 21,37 persen dan menduduki peringkat ke-48 secara nasional. Jumlah penduduk miskin yang mencapai 90.340 jiwa dari total penduduk 390.210 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 486.458 per kapita per bulan, dan pendapatan per kapita mencapai Rp 25,95 juta per tahun. Pertumbuhan kemiskinan di Kupang sedikit naik sebesar 0,12 persen, namun tingkat kemiskinan berkurang turun 1,88 persen.
(Baca: Persentase Penduduk Miskin di Perdesaan Periode 2013-2025)
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat memiliki persentase kemiskinan 16,74 persen dengan peringkat ke-79 di Indonesia. Penduduk miskin mencapai 50.680 jiwa dari total 282.943 jiwa. Garis kemiskinan berada di angka Rp 458.834 per kapita per bulan, sedangkan pendapatan per kapita penduduk mencapai Rp 16,63 juta per tahun. Pertumbuhan kemiskinan di kabupaten ini mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,46 persen.
Kabupaten Manggarai
Dengan persentase kemiskinan 19,01 persen, Kabupaten Manggarai berada di urutan ke-58 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 68.390 jiwa dari total populasi 342.558 jiwa. Garis kemiskinan di Manggarai adalah Rp 454.625 per kapita per bulan, sementara pendapatan per kapita mencapai Rp 17,77 juta per tahun. Kabupaten ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada tingkat kemiskinan dengan pertumbuhan turun 2,3 persen.
Kabupaten Malaka
Kabupaten Malaka menunjukkan persentase kemiskinan sebesar 13,92 persen, menempatkannya di urutan ke-123 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 28.540 jiwa dari total penduduk 204.735 jiwa. Garis kemiskinan di Malaka berada pada angka Rp 474.853 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 19,48 juta per tahun. Pertumbuhan kemiskinan di kabupaten ini menunjukkan penurunan yang signifikan turun 2,23 persen.
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki persentase kemiskinan 20,89 persen dengan peringkat ke-51 secara nasional. Jumlah penduduk miskin sebanyak 55.030 jiwa dari total 274.104 jiwa. Garis kemiskinan berada di Rp 499.772 per kapita per bulan, sedangkan pendapatan per kapita mencapai Rp 18,72 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk miskin di kabupaten ini menunjukkan penurunan paling besar diantara kabupaten lainnya yakni -3,78 persen.