Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada tahun 2024 sebesar 5,78%. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan sebesar 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah penduduk 245.936 jiwa, terdapat 14.990 jiwa penduduk miskin di kabupaten ini.
Secara historis, persentase kemiskinan di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung mengalami fluktuasi. Angka tertinggi tercatat pada tahun 2006 sebesar 15,96%, sementara angka terendah terjadi pada tahun 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan 14,49%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2007 dengan -25,02%. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024) yaitu 5,88%, kondisi tahun 2024 sedikit lebih baik. Namun, dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yaitu 6,20%, kondisi saat ini menunjukkan perbaikan.
Dalam skala nasional, pada tahun 2024, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berada di urutan ke-408 dalam persentase kemiskinan. Urutan ini mengalami sedikit perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di urutan ke-412. Posisi tertinggi dalam urutan ini terjadi pada tahun 2004-2007 dimana berada di urutan 250-254.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Barat yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berada di antara Kabupaten Dharmasraya (5,32%) dan Kabupaten Padang Pariaman (6,27%).
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten ini memiliki persentase kemiskinan 5,32%, menempatkannya pada urutan ke-428 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 15.250 jiwa dari total 240.159 penduduk. Garis kemiskinan di Dharmasraya adalah Rp 622.19 ribu per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 58.71 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk sedikit lebih tinggi yakni 2,41%, namun mengalami penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 1,55%. Sementara pertumbuhan persentase kemiskinan mengalami penurunan paling besar, yakni -4,32%.
Kota Padang Panjang
Dengan persentase kemiskinan 5,31%, Kota Padang Panjang menduduki peringkat ke-429 di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya relatif kecil, hanya 3.060 jiwa dari total populasi 63.386 jiwa. Garis kemiskinan di kota ini adalah Rp 634.30 ribu per kapita per bulan, lebih tinggi dibandingkan Dharmasraya. Pendapatan per kapita juga cukup tinggi, mencapai Rp 80.01 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduknya sebesar 2,97%, sementara jumlah penduduk miskin meningkat 2,34%. Pertumbuhan persentase kemiskinan tercatat positif sebesar 1,34%.
Kabupaten Padang Pariaman
Kabupaten ini memiliki persentase kemiskinan 6,27%, berada pada urutan ke-391 secara nasional. Jumlah penduduk miskin cukup besar, yaitu 26.760 jiwa dari total populasi 457.532 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini Rp 580.39 ribu per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 58.38 juta per tahun. Padang Pariaman mengalami pertumbuhan jumlah penduduk 1,44% dan penurunan jumlah penduduk miskin 0,63%. Pertumbuhan persentase kemiskinan turun tipis -1,10%.
Kabupaten Pasaman
Kabupaten Pasaman mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 6,74%, menempatkannya di urutan ke-366 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Pasaman mencapai 20.010 jiwa dari total penduduk 312.363 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat sebesar Rp 515.60 ribu per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduk Pasaman adalah Rp 38.24 juta per tahun. Jumlah penduduk di Pasaman tumbuh sebesar 1,87% dan mengalami kenaikan jumlah penduduk miskin 0,10%. Pertumbuhan persentase kemiskinan sedikit turun yakni -0,88%.
Kota Payakumbuh
Persentase kemiskinan di kota ini adalah 5,19%, sehingga menduduki peringkat 435 di tingkat nasional. Dari jumlah penduduk 147.963 jiwa, terdapat 7.620 orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di kota ini tercatat Rp 648.23 ribu per kapita per bulan. Pendapatan per kapita warga Payakumbuh relatif tinggi, mencapai Rp 64.20 juta per tahun. Kota ini mengalami pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 2,24%, namun jumlah penduduk miskinnya mengalami penurunan sebesar 3,3%. Pertumbuhan persentase kemiskinan terendah diantara kabupaten/kota lain, yakni -4,60%.
Kabupaten Solok Selatan
Kabupaten ini memiliki persentase kemiskinan 6,56%, menempatkannya pada urutan ke-374 secara nasional. Dengan total penduduk 181.869 jiwa, jumlah penduduk miskin di Solok Selatan mencapai 12.330 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 551.34 ribu per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduknya tercatat Rp 38.90 juta per tahun. Solok Selatan mengalami penurunan jumlah penduduk turun 0,71%, namun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin 3,53%. Pertumbuhan persentase kemiskinan tercatat meningkat sebesar 1,71%.