1.162 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Minggu, 2 November 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 1.162 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 386 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Minggu (2/11/2025) pukul 11.53 WIB. Dari 1.162 titik panas terdeteksi, 43 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 1090 titik skala sedang, dan 29 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Lima Gempa Bumi Terakhir yang Tercatat di BMKG (Sabtu, 19 Juli 2025 18:25:55 WIB))
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Timur sebanyak 136 titik. Sumatera Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 120 titik. Kalimantan Barat berada di posisi ketiga sebanyak 108 titik panas.
Sebanyak 98 titik panas terdeteksi di Sumatera Barat, Jambi menyusul dengan 89 titik panas, serta Nusa Tenggara Barat dan Bengkulu masing-masing memiliki 75 dan 69 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.7 M Guncang Kepulauan Bonin, Wilayah)