United Nations Development Programme (UNDP) merilis skor Indeks Pemberdayaan Perempuan atau Women’s Empowerment Index (WEI) 2022.
Indeks ini mengukur pemberdayaan perempuan dalam lima dimensi pembangunan manusia, di antaranya kehidupan dan kesehatan yang baik; pendidikan, pengembangan keterampilan dan pengetahuan; inklusi ketenagakerjaan dan keuangan; partisipasi dalam pengambilan keputusan; dan kebebasan dari kekerasan.
Swedia mengantongi penilaian tertinggi dengan skor 0,828 dari skala 0-1 poin. UNDP bahkan mengategorikan Swedia ke dalam kelompok pemberdayaan perempuan yang tinggi di dunia.
Urutan kedua adalah Islandia dengan skor 0,816 poin. Australia menyusul di posisi ketiga dengan nilai 0,805 poin.
Keempat dan kelima ditempati oleh Denmark dan Norwegia dengan perolehan masing-masing sebesar 0,804 poin dan 0,802 poin.
Lima besar negara dengan skor terbesar ini masuk kategori kelompok pemberdayaan perempuan yang tinggi. Sisanya masuk kategori menengah ke atas.
Dilihat pada grafik, 10 besar negara yang mengantongi pemberdayaan perempuan tertinggi ini diisi oleh negara-negara maju dan lebih banyak dari kawasan Eropa.
Adapun skor rerata global WEI mencapai 0,607 poin pada 2022. Namun, UNDP menyoroti adanya variasi atau perbedaan yang cukup jauh antara kelompok pembangunan yang rendah dengan yang tinggi.
Negara kategori pemberdayaan rendah mengantongi skor rata-rata WEI sebesar 0,432 poin. Kelompok ini lebih banyak diisi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Sementara kelompok yang tinggi reratanya bisa mencapai 0,734 poin.
UNDP menilai, kekuasaan dan kebebasan perempuan untuk membuat pilihan dan memanfaatkan peluang masih sangat terbatas.
Secara global, sambung UNDP, perempuan diberdayakan untuk mencapai, rata-rata, hanya 60,7% dari potensi penuh mereka sebagaimana diukur oleh WEI.
"Ini berarti bahwa defisit dalam pemberdayaan perempuan mencapai hampir 40%," tulis UNDP dalam laporan The Paths to Equal, twin indices on women's empowerment and gender equality.
(Baca juga: 10 Negara dengan Indeks Ketimpangan Gender Terendah di Dunia)