Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Puncak Jaya mencapai 35,94% pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 35,6%. Dengan jumlah penduduk 219.995 jiwa, terdapat 48.780 jiwa penduduk miskin di kabupaten ini.
Secara historis, angka kemiskinan di Puncak Jaya fluktuatif selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi tercatat pada tahun 2006 sebesar 54,21%, sementara terendah pada tahun 2020 sebesar 34,74%. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2008 dengan -8,84% dan tertinggi pada tahun 2005 dengan 5,01%. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar 35,95% dan 5 tahun terakhir (2020-2024) sebesar 35,6%, angka kemiskinan tahun 2024 menunjukkan sedikit peningkatan. Saat ini, Puncak Jaya berada di peringkat ke-7 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan. Pada tahun 2022 dan 2023, Puncak Jaya masing-masing berada di peringkat ke-7 dan ke-8.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Lebong 2015-2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Tengah, Puncak Jaya memiliki persentase kemiskinan yang berdekatan dengan Kabupaten Puncak (37,49%), Kabupaten Deiyai (39,01%) dan Kabupaten Paniai (37,07%). Kabupaten Puncak Jaya menduduki urutan ke 7 secara nasional dalam persentase penduduk miskin.
Kabupaten Deiyai
Dengan persentase kemiskinan 39,01%, Kabupaten Deiyai menempati urutan ke-2 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 30.850 jiwa dari total populasi 92.399 jiwa. Garis kemiskinan di Deiyai tercatat sebesar Rp 770.492 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 16,59 juta per tahun, dengan pertumbuhan sebesar 4,31%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat 2,22%.
Kabupaten Dogiyai
Kabupaten Dogiyai memiliki persentase kemiskinan sebesar 30,03%, menempatkannya pada peringkat ke-16 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Dogiyai mencapai 30.420 jiwa dari total 116.333 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat sebesar Rp 709.423 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 13,16 juta per tahun, mengalami pertumbuhan sebesar 5,16%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mencapai 3,75%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Boyolali Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Mimika
Persentase kemiskinan di Kabupaten Mimika tercatat sebesar 14,18%, dengan peringkat ke-116 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini adalah 32.090 jiwa dari total populasi 315.995 jiwa. Garis kemiskinan di Mimika tercatat Rp 1.099.143 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Mimika merupakan yang tertinggi di antara kabupaten tetangga, mencapai Rp 446,33 juta per tahun, dengan pertumbuhan 13,93%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat 5,87%.
Kabupaten Nabire
Kabupaten Nabire memiliki persentase kemiskinan sebesar 24,00%, menduduki peringkat ke-38 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Nabire mencapai 36.020 jiwa dari total populasi 178.006 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat Rp 833.652 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 85,36 juta per tahun dengan pertumbuhan sebesar 9,54%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat 3,42%.
Kabupaten Paniai
Dengan persentase kemiskinan sebesar 37,07%, Kabupaten Paniai menempati urutan ke-5 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 64.340 jiwa dari total populasi 124.835 jiwa. Garis kemiskinan di Paniai tercatat sebesar Rp 711.078 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 22,57 juta per tahun, dengan pertumbuhan sebesar 4,72%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat 5,23%.
Kabupaten Puncak
Kabupaten Puncak memiliki persentase kemiskinan sebesar 37,49%, menempatkannya pada peringkat ke-4 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 43.730 jiwa dari total populasi 177.617 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat sebesar Rp 888.666 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 14,46 juta per tahun, mengalami pertumbuhan sebesar 4,94%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mencapai 4,09%.