Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan pada 2024 sebesar 7,49%, sedikit naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 7,34%. Kenaikan ini setara dengan pertumbuhan 2,04%. Dengan jumlah penduduk 531.494 jiwa, terdapat 36.050 penduduk miskin di kabupaten ini, meningkat 960 jiwa dari tahun sebelumnya.
Secara historis, persentase kemiskinan di Pesisir Selatan mencapai titik tertinggi pada 2006, yakni 14,76%, dan terendah pada 2022 sebesar 7,11%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2006 (18,74%) dan terendah pada 2013 (-0,46%). Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 7,31% dan lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 7,47%, angka kemiskinan saat ini berada di atas rata-rata. Secara nasional, Pesisir Selatan berada di peringkat 326 untuk persentase kemiskinan.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Balangan 2015-2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Sumatera Barat yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, seperti Kepulauan Mentawai (13,89%), Lima Puluh Kota (6,92%), Pasaman Barat (7,00%), dan Solok (7,31%), Pesisir Selatan berada di antara kabupaten-kabupaten tersebut.
Kabupaten Kepulauan Mentawai
Kepulauan Mentawai memiliki persentase kemiskinan tertinggi di antara kabupaten pembanding, yaitu 13,89%, dengan peringkat 124 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 14.190 jiwa dari total populasi 96.570 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat sebesar Rp 461.088 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 67,34 juta per tahun dengan pertumbuhan 4,08%. Angka ini menunjukkan tantangan besar dalam pengentasan kemiskinan di wilayah kepulauan ini. Sementara itu, jumlah penduduk miskin mengalami pertumbuhan sebesar 3,12%.
Kabupaten Lima Puluh Kota
Dengan persentase kemiskinan 6,92% dan berada di peringkat 355 secara nasional, Lima Puluh Kota memiliki 27.720 penduduk miskin dari total 400.795 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini sebesar Rp 582.794 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 51,99 juta per tahun, tumbuh 5,12%. Jumlah penduduk miskin mengalami pertumbuhan 2,59% menunjukkan upaya yang perlu ditingkatkan untuk menekan angka kemiskinan. Tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan wilayah lain mungkin menunjukkan keberhasilan program, tetapi tantangan masih tetap ada.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Selatan 2015 - 2024)
Kabupaten Pasaman Barat
Persentase kemiskinan di Pasaman Barat adalah 7,00% dan berada di urutan 347 secara nasional, dengan 34.600 penduduk miskin dari total populasi 449.677 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini mencapai Rp 657.354 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Pasaman Barat mencapai Rp 46,26 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,52%. Jumlah penduduk miskin di Pasaman Barat mengalami pertumbuhan sebesar 3,22%, dan menjadi salah satu wilayah dengan garis kemiskinan tertinggi. Ini mengindikasikan biaya hidup yang lebih besar dibandingkan daerah lain.
Kabupaten Solok
Kabupaten Solok memiliki persentase kemiskinan sebesar 7,31% dan menduduki peringkat 335 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 28.180 jiwa dari total populasi 411.053 jiwa. Garis kemiskinan di Solok tercatat sebesar Rp 569.605 per kapita per bulan, sementara pendapatan per kapita mencapai Rp 44,81 juta per tahun dengan pertumbuhan 4,90%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin sebesar 3,11% menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan perlu ditingkatkan. Kabupaten ini menunjukkan keseimbangan antara jumlah penduduk dan garis kemiskinan.