Gunung Ili Lewotolok Erupsi pada Rabu Sore, Tingkat Aktivitas di Level Waspada
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Rabu (11/6/2025) pukul 15.56 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 16 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 400 meter di atas puncak atau 1.823 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 38,9 milimeter dan durasi 33 detik.
(Baca: Kalimantan Barat Hasilkan Emisi CO2 dari Karhutla Terbanyak sampai Juli 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 11 Juni 2025 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 109 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 18,8-40 milimeter dan lama gempa 28-37 detik.
Kemudian, 398 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,6-4,7 milimeter dan lama gempa 26-30 detik serta 2 kali tremor non-harmonik dengan amplitudo 5,2-7,1 milimeter dan lama gempa 145-165 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 4.288 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (1.813 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 82 kali.
(Baca: 55 Bencana Terjadi pada Tengah September 2023, Karhutla Mendominasi)