Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) melaporkan terdapat 185 insiden serangan digital yang tersebar di sejumlah platform pada periode Januari-Maret 2025.
Instagram menjadi platform dengan kasus tertinggi, yakni 74 insiden atau sekitar 40% dari total kasus. Menurut SAFEnet, jumlah tersebut mencerminkan tingginya tingkat kerentanan Instagram terhadap berbagai bentuk serangan digital.
“Hal ini dapat dikaitkan dengan tingginya tingkat penggunaan, dan banyaknya aktivitas aktivisme dan lainnya di Instagram yang sering menjadi sasaran pelaku,” demikian kata SAFEnet dalam Laporan Pemantauan Hak-Hak Digital di Indonesia.
Berikutnya ada WhatsApp yang mencatat 31 insiden serangan digital atau 16,76%. Menurut SAFEnet, data ini menunjukkan jika aplikasi tersebut menjadi titik rawan penyebaran pesan berbahaya.
“Seperti ancaman, doxing, hingga penipuan berbasis relasi. Twitter (kini X) juga mengalami cukup banyak insiden, yakni 27 insiden (14,59%), yang mengindikasikan kerentanan platform tersebut terhadap serangan berbasis ujaran, tekanan sosial, maupun peretasan akun,” ucap SAFEnet.
Sementara itu, platform TikTok dan e-mail masing-masing mencatat 11 insiden atau sekitar 5,95%. Adapun di Facebook tercatat 9 insiden atau 4,86%.
“Ini menunjukkan bahwa meskipun tidak sebanyak Instagram dan WhatsApp, platform Meta lainnya tetap menjadi target yang signifikan, yakni 114 insiden atau sekitar 61,62%,” kata SAFEnet.
Berikut data lengkap jumlah insiden serangan digital berdasarkan jenis platform periode Januari-Maret 2025 yang dihimpun SAFEnet:
- Instagram: 74 insiden
- WhatsApp: 31 insiden
- X: 27 insiden
- TikTok: 11 insiden
- E-mail: 11 insiden
- Facebook: 9 insiden
- Situs: 8 insiden
- YouTube: 5 insiden
- Telegram: 3 insiden
- Discord: 3 insiden
- Laptop/ponsel: 1insiden
- Lainnya: 2 insiden.
(Baca: Jumlah Serangan Digital di Indonesia Kuartal I 2025, Korbannya Mayoritas Pelajar)