Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 171.250 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini mengalami penurunan sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat Kabupaten Ponorogo pada tahun 2024 yang mencapai Rp 1.089.381 per kapita per bulan, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi hanya menyumbang sekitar 15,7%. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan secara keseluruhan mencapai Rp 543.503 per kapita per bulan, dan pengeluaran bukan makanan mencapai Rp 545.877 per kapita per bulan. Artinya, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi merupakan bagian kecil dari total pengeluaran, bahkan lebih kecil dari pengeluaran bukan makanan.
(Baca: Produksi Jeruk Besar Periode 2013-2023)
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Ponorogo secara total menunjukkan tren fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, namun secara umum, pengeluaran masyarakat cenderung meningkat dari tahun 2018 hingga 2023, sebelum akhirnya sedikit menurun pada tahun terakhir. Ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, dengan alokasi dana yang berbeda untuk berbagai kebutuhan.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Ponorogo mengalami pasang surut. Pada tahun 2020, terjadi kenaikan signifikan sebesar 11,8%, namun kemudian diikuti penurunan pada tahun 2021 sebesar 12,7%. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2022 sebesar 22%. Kondisi ini mencerminkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.
Pada tahun 2024, Kabupaten Ponorogo berada di peringkat ke-30 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Timur dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Peringkat ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Ponorogo masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur. Kota Surabaya menempati urutan pertama dengan pengeluaran Rp 400.939.
Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi, yaitu sebesar Rp 400.939 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 14,5%. Kabupaten Sumenep berada di posisi ke-8 dengan pengeluaran Rp 281.369 per kapita per bulan. Kabupaten Gresik berada di urutan ke-3 dengan nilai Rp 323.668 per kapita per bulan. Kota Madiun dengan pengeluaran Rp 342.580 per kapita per bulan, menduduki posisi ke-2. Selanjutnya ada Kota Pasuruan di urutan ke-4 dengan nilai pengeluaran Rp 308.066 per kapita per bulan.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMK Negeri Laki-Laki Periode 2017-2024)
Kota Surabaya
Kota Surabaya menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di Jawa Timur pada tahun 2024, mencapai Rp 1.541.006, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.149.686,88. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 1.061.445, menempatkan Kota Surabaya pada peringkat pertama dalam hal pengeluaran untuk makanan di Jawa Timur, ini menunjukan adanya keseimbangan dalam alokasi anggaran kebutuhan.
Kota Malang
Kota Malang menunjukkan pengeluaran yang signifikan di sektor bukan makanan, dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp 1.216.228 pada tahun 2024. Meskipun mengalami pertumbuhan yang lebih moderat sebesar 4.5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.163.346,82, angka ini tetap menunjukkan tingkat konsumsi yang tinggi di sektor non-pangan. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 738.690, dengan pertumbuhan 3.3%.
Kota Madiun
Kota Madiun menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, dengan peningkatan sebesar 15.3% dari Rp 1.033.945,68 menjadi Rp 1.192.091 pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi masyarakat di luar kebutuhan pokok. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 851.602, dengan pertumbuhan 7%.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp 1.077.404 pada tahun 2024, naik 14.7% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 939.077,05. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat untuk kebutuhan di luar makanan pokok. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 881.851, dengan pertumbuhan 16%.