Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Malinau, pada 2023 mencapai Rp18,44 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 4,18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp17,59 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 0,53%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 83.371 jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp215,62 juta/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 21.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertambangan dan penggalian menjadi unggulan.
Untuk urutan pertama adalah sektor pertambangan dan penggalian. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp11,16 jutajuta. PDRB ini tumbuh 4,71%.
Kemudian sektor konstruksi tumbuh 3,31% menjadi Rp2,2 jutajuta, kemudian sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diurutan ketiga dengan PDRB Rp1,59 jutajuta (1,78%).
Sektor terakhir memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan PDRB Rp722,55 ribujuta. Sektor ini tercatat tumbuh 6,19% dibandingkan capaian tahun sebelumnya dengan angka Rp652,5 ribujuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Malinau pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Malinau ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi mencapai 54,15%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor konstruksi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Real Estate,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Jasa Lainnya,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas.