Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor industri tekstil Indonesia pada Januari-Mei 2024 mencapai 666,8 ribu ton, naik 6,16% dibanding Januari-Mei tahun lalu (year-on-year/yoy).
Namun, dalam periode tersebut nilai ekspornya turun 2,66% (yoy) menjadi US$1,49 miliar.
Penurunan nilai ekspor ini tidak terjadi secara merata. Subsektor industri tekstil yang melemah pada Januari-Mei 2024 hanya industri benang pintal, kain tenunan, dan barang tekstil lainnya.
Sementara industri serat stapel buatan, serat/benang/strip filamen buatan, kain rajutan, serat tekstil, kain sulaman/bordir, dan sutra nilai ekspornya menguat.
Berikut rincian pertumbuhan subsektor industri tekstil periode Januari-Mei 2024, dipisahkan antara yang melemah dan menguat:
Nilai ekspor melemah:
- Benang pintal: turun 14,04% (yoy)
- Kain tenunan: turun 10,36% (yoy)
- Barang tekstil lainnya: turun 9,28% (yoy)
Nilai ekspor menguat:
- Serat stapel buatan: naik 15,81% (yoy)
- Serat/benang/strip filamen buatan: naik 11,90% (yoy)
- Kain rajutan: naik 28,85% (yoy)
- Serat tekstil: naik 7,06% (yoy)
- Kain sulaman/bordir: naik 14,16% (yoy)
- Sutra: naik 66,34% (yoy)
(Baca: Ekspor Industri Tekstil Turun pada 2023, Rekor Terendah Baru)