Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencetak defisit Rp77,3 triliun pada semester I 2024.
Nilai itu setara 0,34% terhadap produk domestik bruto (PDB), dan anjlok 150,8% dibanding semester I 2023 (year-on-year/yoy) yang membukukan surplus Rp152,3 triliun.
"Desain APBN 2024 adalah defisit mencapai Rp522,8 triliun, maka realisasi defisit Rp77,3 triliun masih di dalam range APBN kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat dengan DPR, Senin (8/7/2024).
Sri Mulyani juga menyatakan, desain defisit APBN sepanjang tahun ini adalah 2,29% terhadap PDB.
Defisit APBN pada paruh pertama tahun ini didorong oleh penurunan pendapatan dan peningkatan belanja negara.
Realisasi pendapatan negara pada semester I 2024 mencapai Rp1.320,7 triliun, setara 47% dari target APBN tahun ini yang totalnya Rp2.802,3 triliun.
Realisasi pendapatan tersebut turun 6,2% (yoy) dibanding semester I tahun lalu.
Sementara, realisasi belanja negara sebesar Rp1.398 triliun, setara 42% dari pagu APBN tahun ini yang totalnya Rp3.325,1 triliun.
Realisasi belanja tersebut melonjak 11,3% (yoy) dari semester I tahun lalu.
"Peningkatan belanja negara terutama terkait peran APBN sebagai shock absorber untuk antisipasi gejolak global, melindungi daya beli masyarakat, serta mendukung prioritas agenda pembangunan nasional," kata Sri Mulyani.
(Baca: Ada Pemilu, Belanja Negara Naik 14% pada Mei 2024)