Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 21.650 per Ton (Senin, 20 Mei 2024)

Pasar
1
Agus Dwi Darmawan 23/05/2024 14:16 WIB
Harga Komoditas Nikel untuk Tiga Bulan Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan untuk transaksi Senin, 20 Mei 2024 naik. Perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan hari ini tercatat US$ 21.650 per ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yang berada di angka US$ 21.005 per ton. Kondisi saat ini menggenapi pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam delapan hari terakhir yang sedang dalam tren naik.

(Baca: Harga Timah Turun Menjadi US$34.350 per Ton per Selasa, 21 Mei 2024)

Seminggu terakhir, pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan tumbuh 15,22 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah US$ 19.814,29 per ton. Sedangkan terhadap harga di awal tahun, harga komoditas nikel ini telah tumbuh 28,87 persen. Nilai perdagangan harga komoditas nikel kali ini, merupakan titik tertinggi yang dicapai pada tahun ini.

Secara tahunan, rata-rata perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam lima tahun terakhir dalam tren naik. Sementara itu, untuk pantauan harga secara bulanan, transaksi dalam 12 bulan terakhir cenderung turun. Tertinggi, harga rata-rata bulanan komoditas komoditas nikel pernah tercatat yakni pada Juni 2023 diharga US$ 21.353,86 per ton.

(Baca: Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 21.005 per Ton (Jumat, 17 Mei 2024))

Melansir berita Katadata sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksikan nilai ekspor turunan nikel dapat mencapai US$60 miliar atau sekitar Rp927,84 triliun pada 2025. Hal tersebut disebabkan oleh hilirisasi nikel menjadi mobil listrik atau EV. Pada 2022, nilai ekspor nikel dan turunannya mencapai US$ 34,28 miliar atau Rp 530,1 triliun.

Data Populer
Lihat Semua