Bank Dunia memproyeksikan rata-rata harga minyak sawit olahan refined, bleached, deodorized (RBD) bisa mencapai US$905 per ton pada 2024.
Harganya menguat 2,1% dibanding 2023, tapi masih lebih rendah dibanding rata-rata harga 2021-2022.
(Baca: Luas Perkebunan Rakyat 17 Juta Hektare, Mayoritas Tanam Sawit)
Menurut Bank Dunia, kenaikan harga minyak sawit mencerminkan adanya penurunan produksi dari negara-negara produsen utama di Asia Tenggara.
"Harga minyak sawit diperkirakan naik pada 2024 karena melemahnya produksi di Asia Tenggara dan pengetatan stok," kata Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2024.
"Namun, harga minyak sawit diprediksi turun pada 2025, seiring dengan membaiknya pasokan usai fenomena cuaca El Nino melemah," lanjutnya.
(Baca: Tanpa Roadmap, Indonesia Berpotensi Kekurangan Pasokan Kelapa Sawit)