Saudi Aramco Jadi Perusahaan Migas Terbesar di Dunia per April 2024

Pasar
1
Nabilah Muhamad 18/04/2024 20:40 WIB
10 Perusahaan Migas dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Dunia (18 April 2024)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Menurut data Companies Market Cap, Saudi Aramco tercatat sebagai perusahaan di sektor minyak dan gas (migas) dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Perusahaan asal Arab Saudi ini memiliki kapitalisasi pasar senilai US$1,93 triliun per 18 April 2024. Nilainya jauh melampaui perusahaan-perusahaan migas lainnya.

Melansir dari laman resmi Aramco, perusahaan ini memiliki ladang minyak bumi terbesar di dunia, yakni Ghawar, dengan kapasitas pengolahan gas mentah sebesar 300 juta standar kaki kubik per hari (SCFC) serta kapasitas pemrosesan kondensat sebesar 38 ribu barel per hari (bpd).

Lalu Exxon Mobil menempati peringkat kedua sebagai perusahan migas dengan terbesar di dunia. Perusahaan asal Amerika Selatan (AS) ini memiliki kapitalisasi pasar senilai US$469,56 miliar.

Masih dari AS, Chevron menempati urutan berikutnya dengan kapitalisasi pasar sebesar US$288,73 miliar. 

Berikut daftar 10 perusahaan migas dengan kapitalisasi pasar terbesar dunia per Kamis (18/4/2024):

  1. Saudi Aramco (Arab Saudi): US$1,93 triliun
  2. Exxon Mobil (Amerika Serikat: US$469,56 miliar
  3. Chevron (Amerika Serikat): US$288,73 miliar
  4. PetroChina (China): US$256,99 miliar
  5. Shell (Inggris): US$227,96 miliar
  6. TotalEnergies (Prancis): US$166,36 miliar
  7. ConocoPhilips (Amerika Serikat): US$150,28 miliar
  8. CNOOC (China): US$116,76 miliar
  9. BP (Inggris): US$108,04 miliar
  10. Sinopec (China): US$101,79 miliar

Di luar daftar tersebut, terdapat salah satu perusahaan sektor migas asal Indonesia, yaitu Chandra Asri Petrochemical, di peringkat ke-44 secara global dengan kapitalisasi pasar senilai US$37,05 miliar. 

Shell Akan Tutup Semua SPBU di Medan

Santer diberitakan bahwa Shell Indonesia akan menutup operasional seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Medan, Sumatera Utara, pada tahun ini. 

Vice President Corporate Relation Shell Indonesia Susi Hutapea menjelaskan, keputusan tersebut sejalan dengan strategi perusahaan secara global untuk menciptakan nilai lebih dengan emisi yang rendah. 

“Melalui pengembangan solusi energi rendah karbon dan berfokus pada disiplin, penyederhanaan serta kinerja bisnis, Shell akan menghentikan kegiatan operasi sembilan SPBU di Medan,” kata Susi dalam keterangannya, dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (18/4/2024).

(Baca: Intip Kapitalisasi Pasar Emiten-Emiten Orang Kaya RI Prajogo Pangestu)

Data Populer
Lihat Semua