Menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia, ada banyak orang yang percaya bahwa Pemilu 2024 bebas dari intervensi penguasa.
Namun, ada cukup banyak juga yang berpandangan sebaliknya.
Indikator mencatat, ada 59,8% responden yang percaya bahwa Pemilu 2024 bebas dari campur tangan penguasa/pemerintah. Rinciannya, 41,2% cukup percaya dan 18,6% sangat percaya.
Sementara, 34,8% responden lainnya tak meyakini hal tersebut, dengan rincian 27,4% kurang percaya dan 7,4% tidak percaya sama sekali.
"Kalau kami gabungkan, ada sekitar 35% pemilih yang tidak percaya bahwa pemerintah tidak intervensi (pemilu). (Angka) ini cukup besar," kata Peneliti Indikator Hendro Prasetyo dalam konferensi pers online di akun YouTube mereka, Rabu (28/2/2024).
"KPU, Bawaslu, dan pemerintah perlu memberikan respons terhadap ketidakpercayaan publik bahwa pemerintah tidak intervensi, karena (yang tidak percaya) cukup besar," ujarnya.
Survei ini juga menemukan, kelompok yang tak percaya bahwa Pemilu 2024 bebas dari intervensi pemerintah kebanyakan adalah pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
(Baca: Banyak Pendukung Anies dan Ganjar Tak Percaya Real Count KPU)
Sebanyak 45,8% responden pemilih Anies-Muhaimin tak yakin Pemilu 2024 bebas dari campur tangan penguasa/pemerintah.
Kemudian pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang tak yakin mencapai 37,1%.
Sementara pemilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang berpandangan serupa ada 28,4%.
Survei Indikator ini digelar pada 18-21 Februari 2024 dengan melibatkan 1.227 responden berusia 17 tahun ke atas yang memiliki telepon, diasumsikan mewakili 83% dari total populasi nasional.
Pengambilan sampel menggunakan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak atau random digit dialing (RDD). Kemudian responden terpilih diwawancarai melalui telepon.
Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi simple random sampling.
(Baca: Indikator: Mayoritas Warga Menilai Pemilu 2024 Jujur dan Adil)