Gunung Semeru di Jawa Timur kembali erupsi pada Sabtu (17/2/2024) pukul 06.56 WIB. Dalam sepekan terakhir, Gunung Semeru sudah erupsi 13 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 1.000 meter di atas puncak (4.676 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 milimeter dan durasi 208 detik.
(Baca: Banjir DKI Jakarta Berangsur Surut, 19 RT Masih Terdampak)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Semeru di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 17 Februari 2024 pukul 00.00-06.00 WIB menunjukkan terjadi 16 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 milimeter dan lama gempa 82-138 detik.
Kemudian, 4 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 60-88 detik serta 4 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-8 milimeter dan lama gempa 49-91 detik.
PVMBG menghimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 212 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur paling banyak erupsi (57 kali letusan) sedangkan Gunung Semeru erupsi 49 kali.
(Baca: Banjir Mendominasi Bencana Alam di Indonesia pada Awal 2024)