Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa untuk mencapai target Minimum Essential Force (MEF) atau standar kekuatan pokok TNI, Indonesia harus meningkatkan anggaran pertahanan negara 1-2% dari PDB.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Debat Capres-Cawapres 2024 seri ketiga bertema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
MEF sendiri adalah standar kekuatan pokok minimum TNI, yang menjadi salah satu program pembangunan sektor pertahanan Indonesia.
Menurut Laporan Capaian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara (2022), sasaran utama program MEF adalah, "Membangun komponen utama TNI hingga mencapai kekuatan pokok minimum sebagai postur pertahanan yang ideal dan disegani di level regional maupun internasional".
Berdasarkan laporan tersebut, pencapaian MEF dinilai menggunakan empat variabel, yaitu:
- Alat utama sistem persenjataan (alutsista);
- Pemeliharaan dan perawatan alutsista;
- Sarana dan prasarana pertahanan; serta
- Profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.
Namun, selama ini capaian MEF baru dihitung menggunakan variabel alutsista, sedangkan tiga variabel lain belum dinilai karena formula penghitungannya lebih rumit.
Faktanya, menurut data Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) MEF Indonesia sejak 2015 hingga 2021 cenderung mengalami kenaikan. Namun sejak 2019, capaian MEF selalu gagal mencapai target.
Nota Keuangan APBN 2024 juga mencatat, "Capaian MEF sulit meningkat karena banyak alutsista yang sudah habis masa pakainya tapi belum diperbarui, mengingat anggaran yang dibutuhkan untuk membeli alutsista memerlukan porsi APBN yang cukup besar."