Laporan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, rerata nilai transaksi harian (RNTH) saham Indonesia mencapai Rp10,75 triliun sepanjang 2023.
Angka itu turun sekitar 26,92% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) 2022 sebesar Rp14,71 triliun.
Melansir CNBC Indonesia, penurunan ini membuat BEI merevisi target RNTH tahun ini yang semula Rp14,75 triliun menjadi Rp10,75 triliun.
Kendati demikian, Verdi Ikhwan, Kepala Divisi Riset BEI, tetap percaya diri bahwa pihaknya bisa mencapai target tahun depan. Ini karena pasar modal akan tersengat sentimen pemilihan umum (pemilu).
Adapun target RNTH pada 2024 sebesar Rp12,25 triliun.
"Kenapa kami optimistis? Karena kondisi setelah pemilu secara historis biasanya terjadi pembalikan. Artinya, respons pasar itu biasanya bagus gitu ya, ada peningkatan transaksi," kata Verdi dalam diskusi virtual Market Outlook 2024, Rabu lalu (13/12/2023).
Jika dilihat secara trennya, RNTH tertinggi selama 20 tahun terakhir tergapai pada 2022 yang sebesar Rp14,71 triliun. Disusul 2021 yang sebesar Rp13,37 triliun.
Sepanjang 2003-2023 sebenarnya RNTH cenderung meningkat. Penurunan terjadi hanya lima kali. RNTH terendah tercatat pada 2003 yang sebesar Rp520 miliar.
Di samping itu, BEI membeberkan volume transaksi harian tercatat sebesar 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali pada 2023.
Pada tahun ini juga, BEI menyebut kapitalisasi pasar sentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
(Baca juga: Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 12,16 Juta Orang pada 2023)