Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru menunjukkan, 72,5% responden mengaku tertarik menonton debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dari proporsi responden tersebut, mayoritas atau 40,3% responden mengatakan mereka tertarik menonton debat capres-cawapres karena ingin lebih mengenal visi dan misi, serta program yang ditawarkan calon.
Selanjutnya, sebanyak 11% responden yang mengatakan ingin lebih mengenal dekat dengan capres-cawapres lewat debat tersebut. Kemudian, sebanyak 9,1% responden mengaku tertarik menonton debat karena dapat melihat kualitas calon.
Ada pula 7,8% responden mengatakan suka menonton debat, diikuti ingin tahu saja (5,5%), ingin melihat siapa yang lebih pantas menjadi presiden (4,6%), dan ingin melihat adu gagasan (3,7%), menambah wawasan (2,9%), dan agar masyarakat bisa menilai (1,7%).
Sementara alasan lainnya, yakni penasaran, melihat potensi calon, memastikan jawaban sempurna, melihat presentasi dan karakter, hingga uji kelayakan calon memiliki proporsi lebih kecil seperti terlihat pada grafik.
Sebelumnya, debat capres perdana telah berlangsung pada Selasa (12/12/2023) dengan tema Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga
Debat kedua untuk cawapres saja bakal berlangsung pada Jumat (22/12/2023) mendatang, dengan tema Ekonomi (Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital), Keuangan, Investasi, Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
Survei LSI tersebut dilakukan pada 3-5 Desember 2023 atau jelang beberapa hari menjelang debat pertama capres-cawapres pada 12 Desember 2023.
Survei ini menyasar 1.426 responden dengan sebaran mewakili demografi populasi di seluruh wilayah Indonesia. Responden merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 83% dari populasi nasional.
Responden terpilih diwawancarai lewat lewat telepon oleh pewawancara yang telah dilatih. Adapun penarikan sampel survei menggunakan metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Sampel survei dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Tingkat kesalahan (margin of error) survei diperkirakan sekitar 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Survei LSI: Elektabilitas Prabowo-Gibran Makin Melejit Jelang Debat Pilpres)