Harga saham startup penyedia layanan coworking space, WeWork, terus menurun di tengah tekanan yang dihadapi perusahaan. Penurunan saham ini terjadi akibat perusahaan memiliki tumpukan utang dan kerugian yang besar.
Menurut data Yahoo Finance, saham WeWork Inc. (WE) turun 24,68% ke level US$0,83 per saham pada perdagangan Jumat (3/11/2023).
Bahkan, harga saham perusahaan yang disokong oleh SoftBank Group tersebut anjlok sekitar 99,82% dibandingkan hari penutupan pertama emiten tersebut melantai di Bursa Efek New York (NYSE) pada 21 Oktober 2021 yang berada di level US$471,2 per saham.
Harga saham WeWork terpantau turun signifikan sejak akhir 2022. Hal ini seperti terlihat pada grafik di atas.
Teranyar, WeWork mengajukan perlindungan kebangkrutan di Pengadilan Federal New Jersey, Amerika Serikat, Senin (6/11/2023). Menurut WeWork, pengajuan kebangkrutan itu merupakan bagian dari "reorganisasi komprehensif" bisnis perusahaan.
Perusahaan mengatakan, kreditur yang memegang 92% utang terjaminnya telah menyetujui rencana restrukturisasi yang mencakup pengurangan portofolio sewa kantor atau cabangnya.
“Sebagai bagian dari pengajuan hari ini, WeWork meminta kemampuan untuk menolak sewa lokasi tertentu, yang sebagian besar tidak beroperasi, dan semua anggota yang terkena dampak telah menerima pemberitahuan sebelumnya,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The New York Times, Senin (6/11/2023).
Pada September 2023 lalu, WeWork mengatakan akan mulai menegosiasikan ulang seluruh cabangnya dan menutup sejumlah kantornya. Dalam situsnya, WeWork mencantumkan kini total ada 660 lokasi cabangnya di 37 negara, di mana jumlah itu turun dari 764 lokasi di 38 negara sekitar dua tahun lalu.
Menurut The New York Times, hancurnya WeWork merupakan pukulan telak bagi startup yang telah menyewakan sebagian besar lahannya kepada perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa cabang WeWork kesulitan membayar utang yang terkait dengan bangunan mereka. Hal ini didorong faktor pandemi Covid-19 yang membuat semakin sedikit karyawan yang masuk ke kantor.
Melansir Reuters, Rabu (1/11/2023), WeWork memiliki utang jangka panjang bersih sebesar US$2,9 miliar pada akhir Juni 2023 dan lebih dari US$13 miliar dalam bentuk sewa jangka panjang. Hal ini terjadi di saat kenaikan biaya pinjaman dapat merugikan sektor real estat komersial.
Pengajuan kebangkrutan WeWork tentunya akan menandai penurunan nilai perusahaan yang bernilai US$47 miliar pada 2019. Hal ini dapat menjadi titik hitam bagi investor SoftBank yang telah kehilangan miliaran dolar karena startup ini.
(Baca: Investasi Startup RI Anjlok 87% pada Semester I 2023, Jatuh Terdalam se-ASEAN)