Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengalami penurunan pada periode Januari-September 2023.
Selama periode tersebut SIDO membukukan laba bersih Rp586,57 miliar, ambles 18,6% dibanding Januari-September tahun lalu (year-on-year/yoy) yang labanya Rp720,4 miliar.
Sementara untuk penjualan, Sido Muncul meraup Rp2,36 triliun sampai akhir kuartal III 2023. Angkanya menyusut 9,7% (yoy) dari posisi akhir kuartal III 2022 yang mampu membukukan Rp2,61 triliun.
Penurunan penjualan Sido Muncul terjadi di seluruh segmen bisnisnya. Penjualan segmen jamu herbal dan suplemen turun 12,13% (yoy) menjadi Rp1,45 triliun.
Kemudian penjualan segmen makanan dan minuman turun 2,64% (yoy) ke Rp820,39 miliar, dan segmen farmasi anjlok 25,55% menjadi Rp85,41 miliar.
Seiring penurunan penjualan, beban pokok penjualan SIDO juga menurun 9,95% (yoy) menjadi Rp1,09 triliun sampai akhir kuartal III tahun ini.
Manajemen Sido Muncul menyatakan, penurunan kinerja penjualan ini dipengaruhi pergeseran perilaku konsumen.
"Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya," tulis manajemen SIDO dalam siaran persnya, Senin (30/10/2023).
Meski penjualan turun, SIDO mengklaim mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil. Tercatat, pangsa pasar perusahaan farmasi ini naik tipis 1,4% (yoy) menjadi 73% pada kuartal III 2023.
"Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli," jelas manajemen SIDO.
(Baca juga: Jualan Jamu, Sido Muncul Terpilih Masuk LQ45 pada 2023)