Pembangunan infrastruktur idealnya bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Adapun menurut laporan Global Infrastructure Index 2023 dari Ipsos, sebagian besar masyarakat dunia menginginkan pembangunan infrastruktur energi surya.
(Baca: Perbandingan Kapasitas PLTS Negara ASEAN, Indonesia Tertinggal)
Dari sekitar 22 ribu responden lintas negara yang disurvei, mayoritas atau 42% responden menilai investasi untuk pembangunan infrastruktur energi surya perlu diprioritaskan.
Kemudian 41% memprioritaskan proyek infrastruktur pasokan air serta saluran pembuangan limbah, dan 41% memprioritaskan infrastruktur mitigasi banjir.
Ada juga yang lebih mengutamakan pembangunan perumahan, jaringan jalan lokal, kereta, jalur pedestrian, pembangkit energi angin, jaringan jalan tol/jalan utama, dan infrastruktur digital.
Sementara, responden yang memprioritaskan pembangunan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik (electric vehicle/EV), jalur sepeda, energi nuklir, dan bandara proporsinya lebih sedikit.
Berikut rincian 14 proyek infrastruktur yang perlu diprioritaskan menurut responden global (Mei-Juni 2023):
- Energi surya: 42%
- Pasokan air dan saluran pembuangan limbah: 41%
- Mitigasi banjir: 41%
- Perumahan baru: 39%
- Jaringan jalan lokal: 35%
- Infrastruktur kereta berupa jalur atau stasiun: 34%
- Energi angin: 33%
- Trotoar, jalan setapak, dan area pedestrian: 33%
- Jalan tol atau jaringan jalan utama: 33%
- Infrastruktur digital seperti boardband berkecepatan tinggi: 28%
- Pengisian daya kendaraan listrik (EV): 26%
- Rute/jalur/fasilitas sepeda: 24%
- Energi nuklir: 16%
- Bandara: 16%
Ipsos juga menemukan, sekitar 61% responden secara global merasa bahwa infrastruktur di negaranya belum cukup mampu menghadapi perubahan iklim di masa depan.
Hal itu paling banyak terdengar dari Afrika Selatan, digaungkan oleh 80% dari total responden di negara tersebut. Diikuti responden dari Argentina, Italia, dan Brasil yang sama-sama sebesar 75%.
Survei Ipsos ini melibatkan 22.816 responden yang tersebar di 31 negara pada periode 26 Mei-9 Juni 2023. Di Indonesia, respondennya berasal dari kelompok usia 21-74 tahun.
(Baca: Bank Dunia Beri Skor Infrastruktur Tertinggi di 10 Negara Ini, Indonesia Termasuk?)